3 Fase Ngeblog (Kebanyakan Orang)

Ini bukan fase ngeblog yang ndakik-ndakik. Ini fase yang biasanya dilalui blogger. Setidaknya, ini yang saya ( dan beberapa teman blogger yang saya amati) lalui dan lakukan.

Penasaran dengan Ngeblog

Medio 2008 ke atas, blog menjadi sangat populer. Atau mungkin sebelum 2008, sudah populer. Namun, saya baru kenal istilah blog di tahun itu. Dan, mulai penasaran dengan blog. Saya ingat, saya dalam masa peralihan kerja, dari semula seorang penyiar radio, menjadi staff mixing production sebuah PH nonprofit. Kebetulan ada warung internet (warnet) di depan stasiun radio tempat saya bekerja. Jadilah, setiap kali pulang kerja (habis siaran), saya selalu mampir. Nge-net 1-2 jam, baru meluncur pulang.

Selama waktu itu juga, saya mulai mencari informasi soal blog. Bagaimana cara membuat blog dan menjalankannya. Saya sungguh penasaran karena saya suka menulis. Bercita-cita menulis novel laris tapi ga pernah kesampaian hehe.. Jadilah, blog benar-benar menarik perhatian saya, karena katanya kita bisa menuliskan apa saja di situ.

Dan … dengan berbagai daya upaya, akhirnya saya bisa membuatnya. Susah payah, karena ini benar-benar baru.

Lanjut saya mulai kenal template. Pikir saya,”Oh … tampilan bisa diganti toh?”

Nah, saya mulailah belajar tentang template. Selanjutnya tahu informasi soal Search Engine Optimization (SEO). Terjemahan versi saya adalah optimasi mesin pencari. Untuk apa? Untuk artikel blog. Dan … blog.

Lanjut saya tahu juga tentang custom domain. Kemudian cari uang online lewat blog, dan lain-lain. Hal macam ini berlangsung lama. Lalu saya vakum. Berhenti ngeblog.

Mulai sok-sok an ngajari soal blog

Ini fase berikutnya. Jadi, saya masuk ke dunia blog lagi di tahun 2012. Cukup lama kan vakumnya? Saya bahkan kehilangan komunitas awal ngeblog. Nah, di tahun 2012 saya masuk lagi, dan bertemu lagi dengan beberapa blogger lawas yang masih aktif, serta teman baru.

Nah, dari kegiatan blogwalking, saya akhirnya tahu bahwa masih ada banyak yang belum tahu banyak soal blog. Di sinilah saya mulai sok tahu. Jadilah isi blog saya adalah tutorial blog, SEO, cara ini dan itu, dan lain-lain. Pendeknya, saya mulai sok-sok an ngajari soal blog. Awalnya, saya pikir hanya saya yang melakukan ini. Ternyata, kawan dari komunitas ngeblog awal juga melakukan hal yang sama. Haha..

Dan … tahu ga sampeyan? Setelah beberapa tahun berjalan, kawan blogger di komunitas baru, juga mulai mengisi konten blognya dengan …. tutorial! Haha… Artinya apa? Memang beginilah kita. Penasaran –> Mengerti –> Mengajari.

Ini juga berlaku di ranah apa saja. Contoh saja dalam game online. Pasti juga begitu. Iya ‘kan?

Muara dari hal ini ada 2.

Yang pertama, ada yang memang berhasil menjadi blogger dengan niche blogging dan tutorial. Yang kedua, ada yang gugur. Ini beragam alasan yang bakal muncul.

Fase sadar diri

Fase ini mulai saya masuki setelah hampir 4-5 tahun ngeblog. Saya mulai mengerti bagaimana sebuah blog dibangun untuk menghasilkan. Selama masa sok-sok an ngajari ini, kita akan banyak ketanggor dengan hal-hal baru. Semakin luas wilayah eksplorasi kita, akan semakin sadar kita posisi sebenarnya diri kita.

Di fase ini, kita akan lebih hati-hati membuat blog. Pikiran dan rasa ingin sok-sok an sudah hilang. Bahkan ada rasa malu untuk kembali membuat konten tulisan begitu.

Namun, bagi yang berhasil menjelma menjadi ahli, ini adalah masa kejayaan. Saya sendiri termasuk yang kedua. Yang mulai sadar diri itulah. Sadar bahwa saya ini hanya . (titik) di blogosphere.

Itu dia 3 fase blogging yang saya (dan beberapa teman yang saya amati) alami. Saya yakin Anda tidak begitu. Anda lebih pintar untuk sekedar trial & error. Bukan jamannya lagi. Sekarang ini, semua informasi sudah tersedia. Anda tinggal gali, pelajari, dan jalankan.

Share on:

2 pemikiran pada “3 Fase Ngeblog (Kebanyakan Orang)”

  1. Postingan ini secara tidak langsung mengingatkan kita agar selalu rendah hati (bukan rendah diri).
    Banyak blogger melakukan blogwalking hanya sekedar meninggalkan komentar “seadanya” dg niat mendapatkan traffik + backlink. Ada yang ingin kumpul bersama komunitas (ini lebih positif). Jarang ada komentar yang ingin diskusi tentang topik postingan.

    Menurut saya ada 2 type blogger:
    1) Lebih fokus pada konten berkualitas.
    2) Lebih suka mendandani blog agar tampil cantik.

    Balas
    • Iya pak. Saya sangat merindukan adanya komunitas blogger yang blogwalking bukan hanya sekedar meninggalkan komentar seadanya. Karena keliatan kalau tidak membaca artikel secara utuh. Walau komunitas seperti ini saat ini jarang (mungkin ada sih). Meski tidak bertemu secara offline, namun komunitas seperti ini sangat positif, dan bisa memberikan efek baik.

      Saya setuju tentang tipe blogger itu. Memang begitulah adanya sekarang ini.
      Trima kasih atas kunjungan dan apresiasinya.. 🙂

      Balas

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.