Mengenal Produk-produk Investasi

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, investasi sering diartikan sebagai kegiatan penanaman modal untuk meningkatkan kekayaan investor melalui distribusi jenis investasi demi memperoleh royalti, dividen, atau imbal hasil. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan aset kekayaan, penerapan gaya hidup hemat, serta memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.

Menyinggung soal jenis, investasi dibagi ke dalam beberapa kategori berdasarkan besaran nilai investasi, jangka waktu, dan skalanya.

Kalau dibandingkan dengan negara-negara maju, minat masyarakat Indonesia akan dunia investasi memang masih terbilang rendah. Rendahnya minat berinvestasi di Indonesia ini tidak terlepas dari banyaknya kalangan masyarakat yang masih berpendapat bahwa investasi hanya untuk orang-orang kaya saja.

Meski demikian, paradigma tersebut terus mengalami pergeseran. Investasi kini semakin mudah dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Hal ini berdampak besar pada pertumbuhan investasi di Indonesia. Pendidikan finansial yang semakin merata juga turut meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi. Dari tahun ke tahun, jumlah investasi di Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

Kemudahan dalam berinvestasi menjadi salah satu pemicunya. Modal besar yang kerap menjadi penghalang kini tidak lagi menjadi alasan. Bahkan, kini semakin banyak instrumen investasi yang dapat dibeli hanya dengan Rp. 10.000,-

Mengenal Produk-produk Investasi

Produk-produk Investasi

Deposito

Apabila diamati, deposito ini sebenarnya mirip dengan tabungan. Namun, karena resikonya yang rendah membuat deposito seringkali menjadi pilihan investor pemula. Deposito adalah produk investasi yang ditawarkan oleh perbankan bagi para nasabah yang ingin meraih manfaat lebih selain hanya dengan membuka rekening tabungan.

Tetapi kalau dibandingkan dengan tabungan, ada dua hal yang membedakan keduanya, yakni tingkat bunga dan adanya waktu jatuh tempo. Suku bunga deposito lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan biasa. Umumnya, bunga deposito ada di kisaran 5-6% per tahunnya. Ada juga beberapa bank yang menawarkan suku bunga lebih dari 6%. Semakin banyak uang yang Anda investasikan, biasanya bunga depositonya juga semakin tinggi.

Uang yang Anda investasikan ke deposito tidak bisa diambil sewaktu-waktu layaknya tabungan. Ada tenor yang mengikat. Investasi dalam bentuk deposito dibagi menjadi sertifikat deposito dan deposito berjangka.

Emas

Sama seperti deposito, investasi emas juga memiliki resiko rendah. Nilai emas cenderung stabil dan terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kalau Anda ingin berinvestasi emas, sebaiknya pilih emas batangan. Berbeda dengan emas perhiasan, nilai emas batangan ini murni dinilai dari beratnya. Anda juga harus menyiapkan tempat untuk menyimpan emas yang sudah dibeli. Untuk penyimpanan sendiri, Anda bisa menyimpannya sendiri atau menyewa deposit box di bank.

Di samping membeli di toko, kita juga bisa berinvestasi emas melalui aplikasi. Sekarang ini ada beberapa aplikasi yang menyediakan. Contohnya Buka Emas yang ada di aplikasi Bukalapak. Di sini kita tidak harus membeli emas batangan dengan berat minimal 0,5 gram atau mengeluarkan beberapa ratus ribu rupiah untuk memulai investasi emas. Kita bahkan bisa membeli emas cukup dengan Rp 100.

Saham

Saham adalah produk investasi potensial namun memiliki resiko tinggi. Secara garis besar, saham merupakan bentuk lain dari aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Misalnya, Anda mempunyai saham sebesar 50% dari sebuah perusahaan, maka bisa disimpulkan Anda memiliki setengah dari total aset yang dikantongi perusahaan tersebut.

Biasanya, saham dibuat dalam bentuk surat berharga untuk menunjukkan kepemilikan investor. Return investasi saham biasanya berasal dari dividen dan pertumbuhan nilai saham itu sendiri. Dividen sendiri diambil dari return yang diperoleh perusahaan.

Namun perlu dicatat, tidak semua perusahaan membagikan dividen kepada investornya. Beberapa perusahaan justru memilih menggunakan return yang didapat untuk mengembangkan bisnisnya.

Obligasi

Investasi obligasi banyak ditemui pada bisnis yang mengakomodasi jasa pinjaman modal. Manfaat yang akan diperoleh dari investasi obligasi cenderung lebih tinggi dibandingkan deposito, mengingat bunga yang ditawarkan pun lebih tinggi.

Kendati demikian, menginvestasikan modal finansial Anda pada obligasi cukup beresiko karena jika si peminjam modal bangkrut, kemungkinan besar utang modal yang Anda berikan tidak akan dibayarkan.

Reksa dana

Reksa dana adalah sebuah instrumen investasi di mana dana dari beberapa investor dikumpulkan menjadi satu untuk kemudian diinvestasikan ke instrumen-instrumen investasi yang ada di pasar modal.

Reksa dana sendiri terbagi menjadi 5 jenis. Mereka adalah reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran dan reksa dana index. Pada dasarnya, reksadana merupakan tempat untuk menghimpun uang secara kolektif untuk kemudian dikelola oleh manajer. Seluruh manfaat dari kegiatan ini akan dibagi rata kepada semua investor yang bergabung. Tidak mengherankan jika kemudian reksadana disebut-sebut sebagai tempat berkumpulnya para investor.

Investasi Properti

Investasi properti memiliki beberapa kesamaan dengan investasi emas. Ada wujud fisik yang kita beli di sini. Nilainya juga dipastikan terus mengalami peningkatan tanpa banyak fluktuasi. Selain itu, resikonya juga terbilang rendah.

Terdapat beberapa model investasi properti yang biasa digunakan. Cara yang paling sederhana adalah dengan membeli tanah, membangun properti di atasnya dan menjualnya saat harga dinilai sudah cukup tinggi.

Sedangkan untuk cara kedua, Anda bisa menyewakan properti untuk mendapatkan aliran pemasukan. Investasi properti termasuk dalam tipe investasi non riil lantaran tidak melibatkan uang secara langsung, melainkan berupa bangunan seperti gedung, rumah, atau apartemen. Investasi properti pun terus diminati dikarenakan harga jual sebuah properti cenderung mengalami kenaikan.

Peer to Peer Lending

Peer to peer lending tergolong masih cukup baru di Indonesia. Namun begitu, popularitasnya terus meningkat seiring dengan kejelasan hukum dan kemudahan yang ditawarkan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perusahaan fintech lending yang menjalankan model bisnis ini. Jumlah uang yang berputar dalam investasi peer to peer lending juga terus tumbuh.

Pada investasi peer to peer lending, pada dasarnya kita meminjamkan sejumlah uang kepada pihak yang membutuhkan, baik itu individu ataupun badan usaha. Sama seperti pinjaman dari bank, return jenis investasi ini berasal dari bunga pinjaman yang telah disepakati bersama. Bisa dibilang suku bunga peer to peer lending ini cukup menarik. Banyak fintech lending yang menawarkan suku bunga pinjaman mencapai 18% per tahunnya. Selain itu, Anda juga bisa mulai berinvestasi peer to peer lending mulai dari Rp 100.000 saja.

Itulah beberapa produk dan jenis investasi yang ada saat ini. Bagaimanapun juga, sebelum memutuskan terjun ke investasi, harus selalu ditanamkan dalam diri kita bahwa tidak selalu prediksi investasi kita mengalami profit. Ada banyak saat juga investasi mengalami penurunan nilai. Jadi, sebelum memutuskan memilih yang mana, pastikan bahwa kita sudah memahami resikonya.

Jadi, yang mana pilihan Anda?